widget teks


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Selasa, 28 Februari 2012

KONSEP ILMU DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN DALAM ISLAM

A. Pengertian al-ilmu
Secara bahasa al-ilmu adalah lawan dari al-jahlu atau kebodohan, yaitu mengetahui sesuatu dengan keadaan yang sebenarnya, dengan pengetahuan yang pasti. Istilah ilmu yang dimaksud disini adalah pengetahuan (knowledge) atau ma’rifat. Pengetauan adalah segala hal yang diketahui manusia sebagai proses dan produk dari rasa dan kepastiannya untuk mengetahui sesuatu.
Secara istilah dijelaskan oleh sebagian ulama bahwa ilmu adalah ma’rifah (pengetahuan) sebagai lawan al-jahlu (kebodohan). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, 2001, ilmu artinya adalah pengetahuan atau kepandaian, yang dimaksud dengan kepandaian dan pengetahuan tidak saja berkenaan dengan keadaan alam, tetapi juga termasuk yang lain. Sebagaimana yang dikenal mengenai beberapa macam nama ilmu, maka nampak jelas bahwa cakupan ilmu sangat luas, misalnya ilmu ukur, bumi, ilmu dagang, ilmu pendidikan dsb.
Kata ilmu sudah digunakan msyarakat sejak ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia, bahkan sebelum ada kata ilmu sudah dikenal kata-kata lain yang maksudnya sama, misalnya kepandaian, kecakapan, pengetahuan, pengajaran dan lain-lain. Ada yang mencoba hanyalah sekedar tahu yaitu hasil tahu dari usaha manusia untuk menjawab pertanyaan ‘what”, misalnya apa batu itu, apa gunung, apa air dsb. Sedangkan ilmu bukan hanya sekedar dapat menjawab “apa” akan tetapi dapat menjawab “bagaimana” dan ‘mengapa” (how dan why), mengapa batu banyak macamnya, mengapa gunung dapat meletus, mengapa es mengapung dalam air.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Dekdikbud (1988) memiliki dua pengertian:
1. Ilmu diartikan suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dsb.
2. Ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, batihn, ilmu akhlak, ilmu sihir dsb.

Jadi ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah yaitu mengandalkan logika dan bukti empiris.

B. Instrumen Meraih Ilmu Pengetahuan
Suatu ilmu pengetahuan tidak dapat dicapai hanya dengan berpangku tangan. Untuk mencapai ilmu pengetahuan tersebut dibutuhkan alat atau insrumen yang membantu manusia dalam memperoleh suatu pemahaman tenang ilmu pengetahuan itu sendiri. Sesuai dengan firman Allah SWT tentang alat-alat untuk mencapai ilmu pengetahuan, yaitu:
”Dan Allah mengeluarkan kalian dari kandungan ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kalian pendengaran, pengelihatan dan qalbu. Semoga kalian bersyukur”.

Berdasarkan ayat di atas secara khusus Allah SWT menyebutkan pendengaran, penglihatan dan qalbu sebagai alat untuk mencapai ilmu pengetahuan. Namun tidak terbatas hanya pada 3 alat itu saja. Dalam al-Qur’an dinyatakan juga akal sebagai alay untuk mendapatkan pemahaman yakni 9Q.S 38 Shaad ayat 29).
Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya menjadi peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal pikiran”.

Dalam hal ini juga disebutkan, bahwa sentuhan dan penciuman merupakan alat untuk mencapai ilmu. Untuk lebih spesifikasi disini akan diklasifikasikan lebih khusus alat atau instrumen untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
1. Penyentuhan dan Penciuman
Bahwa sentuhan tangan mungkin dapat dijadikan akal bagi orang-orang yang berakal guna mengenal suatu pengetahuan. Sedangkan orang-orang kafir yang qalbu dan akalnya buta terhadap dalil-dalil yang pasti mengenai Rasulullah supaya beliau memohon kepada Allah supaya menurunkan dari langit sebuah kitab-kitab yang terbentuk lembaran supaya dapat mereka sentuh untuk membenarkan bahwa kitab itu dari Allah SWT.
Begitu juga dengan penciuman merupakan salah satu alat yang dipergunakan manusia untuk mendapatkan ilmu. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
Tatkala kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir) ayah mereka berkata: sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kalian tidak menuduhku lemah akal (tentu kalian membenarkanku).

2. Pendengaran
Pendengaran merupakan suatu anggota badan yang sangat dibutuhkan oleh manusia, dengan adanya pendengaran manusia dapat mengerjakan apa yang telah diperintahkan kepadanya. Dan dengan adanya pendengaran manusia dapat memperoleh suatu ilmu pengetahuan.

3. Penglihatan
Ada ilmu-ilmu yang dapat kita peroleh melalui penglihatan sebagaimana firman Allah dalam surah al-An’am ayat 104:
“Sesungguhnya telah datang dari Rabb kalian bukti-bukti yang: maka barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi diri sendiri dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu) maka kemudharatannya kembali kepadanya.

4. Akal
Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akalnya. Dengan akal manusia bisa mencapai kebenaran yang hakiki, dan dengan akal pula manusia dapat memperoleh ilmu. Oleh karena itu al-Qur’an memberikan perhatian khusus kepada akal dalam berfikir.
5. Qalbu
Tugas qalbu adalah menebus kedalaman ilmu. Olej karena qalbu digolongkan sebagai alat untuk mencapai ilmu. Qalbu membantu manusia untuk meraih ilmu yang sejati. Sebagaimana firman Allah SWT:
“Mengapa kalian menyuruh orang lain (mengerjakan)kabaikan, sedangkan kalian melupakan diri sendiri. Padahal kalian membaca al-kitab 9taurat)? Maka tidakkah kalian berfikir? Jadikanlah sabar dan shalatsebgai penolong kalian. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusu’ (Q.S. 2: 44-45)

C. Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan
Allah menyuruh ummatnya untuk menuntut (mempelajari) ilmu sebanyak-banyaknya dari buaian sampai liang lahat. Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu sesuai dengan firman-Nya:
“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dari kamu dan orang-orang yang beriman”.

Allah menyuruh manusia mempelajari segala sesuatu yang di alam ini. Bahkan banyak sumber-sumber yang dapat kita gali untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Adapun sumber-sumber ilmu pengetahuan dalam Islma yaitu:
a. Al-Qur’an dan Sunnah
Allah SWT telah memerintahkan hambanya untuk menjadikan al-Qur’an dan sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung dari sisi Allh SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan dan terbebas dari segala vasted interest apapun. Karena ia diturunkan dari yang Maha berilmu dan yang Maha Adil. Sehingga Allah SWT menyampaikan melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayar-Nya (Q.S. 12: 1-3) dan menjadikan Nabi saw sebagai pemimpin.

b. Alam Semesta
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (Q.S. 3: 190-192) dan mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya. Diantara ayat-ayat yang telah dibuktikan oleh pengetahuan modern sekarang ini seperti: ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/ nebula (Q.S. 16: 14-18). Penciptaan bumi dan lautan (Q.S. 30; 24), merupakan cipataan Allah sebagai tanda-tanda kekuasaan-Nya.

c. Diri Manusia
Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan tentang proses penciptaan-Nya, baik secara fisiologis maupun fisikologis/ jiwa manusia tersebut. (Q.S. 91: 7-10).

d. Sejarah
Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu-Nya melalui lembar-lembar sejarah (Q.S. 12: 111). Jika manusia masih ragu akan kebenaran wahyu-Nya dan akan datangnya hari pembalasan, maka perhatikanlah kaum nabi Nuh, Hud, Shalih, Fir’aun, dan sebagainya, yang sesuai keberadaannya dalam sejarah hingga saat ini.

D. Validitas Ilmu Pengetahuan
Sebagaimana diungkapkan dalam bab sebelumnya bahwasanya ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu mengandalkan logika dan bukti empiris. Sedangkan instrumen untuk memperoleh ilmu adalah panca indera dan pikiran, nah untuk mencapai suatu kebenaran ilmu pengetahuan menurut al-Ghazali terdapat empat kelompok pencari kebenaran:
1. Para ahli ilmu kalam yakni mempergunakan metode debat dalam memecahkan masalah
2. Golongan Bathiniah yakni menggunakan metode ta’lun (ajaran otoriter) yakni tertolak dari suatu kebenaran dapat diterima apabila berasal dari seseorang yang dapat dipercaya.
3. Kaum filosof yakni kebenaran itu pada penalaran akal jadi masalah dianggap benar jika akal menerima.
4. Golongan Sufi yakni menggunakan metode kontemplasi (perenungan).

Dengan metodenya masing-masing inilah ke-empat golongan ini berusaha untuk menemukan suatu kebenaran dari ilmu pengetahuan. Akan tetapi ilmu pengetahuan yang bersumber pada Ilahi sudah pasti valid. Artinya tidak perlu diadakan riset karena ilmu tersebut langsung dari sisi-Nya, sedangkan ilmu yang tidak bersumber dari ilahi dalam buku pengantar filsafat pendidikan dijelaskan bahwa “kebenaran ilmu berada disepanjang pengalaman”. Jadi aktivitas ilmu ini digerakkan oleh pertanyaan bagaimana, yang dijawab oleh pelukisan tentang fakta, dan apa sebabnya yang dijawab oleh penjelasan tentang fakta.
Dengan demikian ilmu membatasi diri pada kenyataan (data, atau fakta, fenomena, dan pengalaman). Selain itu dalam buku pengantar filsafat umum dijelaskan bahwa untuk mengetahui bahwa suatu pengetahuan itu benar. Para pemikir telah merancang 3 macam cara untuk menguji kebenaran yaitu dengan teori korespondensi, teori koherensi dan teori paragmatis.
1. Teori Korespondensi yakni kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan dengan fakta, dan fakta itu sendiri kecekcokan antara pertimbangan dan situasi yang dipertimbangkan.
2. Teori koherensi yakni benar jika pertimbangan itu bersifat konsistensi (nutut0 dengan pertimbagnan lain yang diterima kebenarannya.
3. Teori Pragmatis yakni, kebenarannya itu lebih bersifat kepada bermanfaat tidak untuk kita.
Jadi inilah tiga pengujian kebenaran baik dalam ilmu maupun filsafat.

E. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Menurut imam Ghazali dalam bukunya ihya ulmuddin beliau menerangkan secara khusus tentang lmu pengetahuan yang berhubungan dengan tatanan sosial masyarakat. Ia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan berdasarkan tiga kriteria, yaitu:
1. Kasifikasi ilmu pengetahuan menurut tingkat kewajibannya
Berdasarkan tingkat kewajibannya ini imam al-Ghazali membagi kepada dua kewajiban yaitu;
a. Ilmu pengetahuan yang fardhu ‘ain
Menurutnya ilmu pengetahuan yang termasuk dihukumi fardhu ‘ain ialah segala macam ilmu pengetahuan yang dengan dapat digunakan untuk bertauhid (pengabdian, peribadatan kepada Allah secara benar, untuk mengetahui zat serta sifat-sifat-Nya.

b. Ilmu Pengetahuan Fardhu kifayah
Adapun yang termasuk fardhu kifayah menurutnya adalah setiap ilmu pengetahuan yang tidak dapat dikesampingkan dalam menegakkan kesejahteraan dunia. Al-Ghazali menyebutkan ilmu-ilmu yang termasuk fardhu kifayah adalah: ilmu kedokteran, berhitung, pembekaman, politik dan lain sebagainya.

2. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan menutut Sumbernya
Adapun klasifikasi ilmu pengetahuan menurut sumbernya. Al-Ghazali membagi kepada 2 sumber:
a. Sumber dari pengetahuan Syari’ah
Yaitu ilmu pengetahuan yang di peroleh dari para Nabi as. Bukan dari penggunaan ilmu akal seperti berhitung atau dari eksperimen seperti ilmu kedokteran atau dari pendengaran seperti ilmu bahas.
Kemudian dari pengetahuan syari’ah di klasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu;
1. Ushul yang terdiri dari, al-Quran, as-Sunnah, Ijma’ dan atsar sahabat.
2. Furu’ yang terdiri dari ilmu fiqih, ilmu akhlak atau etika Islam.
3. Mukaddimah yakni ilmu yang merupakan alat seperti ilmu bahasa, dan nahwu.
4. Mutammimah (penyempurnaan) yakni ilmu al-Qur’an hadits dan ilmu atsar sahabat dan lainnya.

b. Pengetahuan Ghoairi Syari’ah (akliyah)
Sumber-sumber primer dari pengetahuan ghoiru syari’ah (akliyah) adalah akal pikiran, eksperimen dan akulturasi.
Jadi, ilmu pengetahuan ghoiru syari’ah yakni sesuatu yang dapat diganti (dicari0 dan tercapai oleh persepsi dan ilmu pengetahuan ini ada yang terpuji, dan yang tercela dan ada yang mubah.

3. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan menurut fungsinya sosialnya.
Berdasarkan fungsi sosialnya, al-Ghazali membagi kepada 2 macam:
a. Ilmu pengetahuan yang terpuji, yakni pengetahuan yang bermanfaat dan tidak dapat di kesampingkan. Contohnya ilmu kedokteran dan berhitung.
b. Ilmu pengetahuan yang terkutuk yaitu pengetahuan yang merugikan dan merusak manusia. Contohnya ilmu magis (sihir), azimat-azimat (hulasamat), ilmu tenung (sya’bidzah) dan astrologi (talbisat).

F. Karakteristik Ilmuan Muslim
Nabiel Fuad al-Musawa mengemukakan bahwa karakteristik seorang ilmuan muslim (cendikiawan muslim/ intelektual islam) ialah:
1, Bersungguh-sungguh
Seorang muslim menyadari akan hakikat semua aktfitas hidupnya adalah dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT, sehingga dirinya haruslah mengoptimalkan semua potensi yang dimilikinya untuk sebesar-besarnya digunakan meningkatkan taraf hidup kaum muslimin.

2. Berpihak pada Kebenaran
Seorang muslim sangat menyadari bahwa ilmu yang bermanfaat yang didapatnya itu semuanya dari sisi Allah SWT. Allah lah yang mengajarinya dan membuatnya bisa mengenal alam semesta ini. Sehingga sebagai konsekuensinya, maka ia haruslah berpihak pada kebenaran yang telah diturunkan Allah SWT, tidak perduli ia harus berhadapan dengan orang oportunis, dan tidak perduli walaupun yang berpihak pada kebenarana itu sangat sedikit. Karena ia tahu bahwa saat mengahdap Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan setiap perbuatan walaupun kecil. (Q.S. 99: 7-8).
3. Kritis dalam Belajar
Setiap muslim harus mengetahui bahwa kebenaran yang terkandung dalam ilmu pengetahuan yang dipelajarinya bersifat relative dan tidak tetap. Sehingga ia selalu berusaha bersifat kritis dan tidak sepenuhnya yakin sepenuhnya dengan apa yang dipelajarinya dari berbagai ilmu pengetahuan modern tanpa melakukan suatu pengujian dan eksperimen.
Bisa saja suatu saat teori yang saat ini dianggap benar akan ditinggalkan, karena kebenaran teori bersifat akumulatif. Sehingga dengan semakin berlalunya waktu maka akan semakin mengalami penyempurnaan. Hal ini berbeda dengan kebenaran al-Qur’an yang bersifat absolute karena ia diturunkan oleh yang Maha Mengetahui akan kebenaran.

4. Menyampaikan Ilmu
Sifat seorang ilmuan muslim adalah berusaha mengamalkan ilmu yang sudah didapatnya dan menyampaikannya kepada orang lain. Karena pahala ilmu yang telah dipelajarinya menjadi suatu amal yang tidak pernah putus walaupun ia telah tiada, jika telah menjadi suatu ilmu yang bermanfaat.

5. Takut kepada Allah
Sefat seorang ilmuan muslim adalah dengan semakin bertambahnya ilmu pengetahuan yang didaptnya maka ia merasa semakin takut kepada Allah SWT. Hal ini disebabkan karena dengan semakin banyaknay ilmuan, maka semakin banyak rahasia alam semesta ini yang diketahuinya dan semakin banyaklah ia akan kebenaran firman Allah SWT dan kitab-kitab-Nua. Bukan sebalikya, semakin pandai maka semakin jauh ia kepada Allah SWT.

6. Bangun diwaktu Malam
Ciri seorang ilmuan muslim yang keenam ini yaitu sebagai konsekuensi dari ciri kelima di adas bahwa dengan semakin yakinnya ia kepada penciptaannya maka akan semakin banyak ia beribadah kepada-Nya dan sebaik-baik ibadah adalah ibadah yang dilakukan diwaktu malam. (Q.S. 32: 16).
`Secara umum M. Rusli Karim sebagaimana dikutip oleh imam Bawani dan Isa Anshori “memberikan criteria cendikiawan muslim dengan melihat berbagai segi yang depaparkan dalam uraian:
1. Dilihat dari belakang pendidikan. Minimal pernah mengikuti kuliah di perguruan tinggi.
2. Jauh dekatnya dengan Islam, karena menjauhi integritas yangg mencerminkan nilai-nilai dan ajaran Islam serta berpihak kepada Islam.
3. Dari segi aktivitasnya yng mencerminkan kepentingan umat Islam
a. sering diundang untuk berceramah
b. Sering terlibat dalam kegiatan diskusi tentang Islam
c. Banyak menaruh perhatian terhadap perkembangan
d. Pernah menulis tentang Islam
4. Menjadi sumber panutan di lingkungan
5. Memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang terpancar dalam pemikiran-pemikiran, sikap dan tingkah laku sehari-hari secara terus menerus.
6. Terlibat dalam lembaga atau komitmen tertentu.

G. Implikasi Ilmu Terhadap Pendidikan Islam
Agama Islam meletakkan martabat tingginya kepada ilmu dan para ilmuan. Bahkan penghargaan al-Qur’an terhadap ilmu memiliki implikasi yang luas terhadap kedudukan manusia sebagai khalifah dan hamba Allah karena manusia sebagai subjek pendidikan memiliki peranan sebagai transformasi pendidikan dan sebagai pembentuk pengetahuan itu sendiri. Selain itu pengangkatan manusia sebagai khalifah tidak lain karena ilmunya sera kemampuannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Sebagai khlaifah yang dibekali potensi untuk memiliki ilmu berusaha menginterprestasikan ayat-ayat Allah yang berupa wahyu telah menurunkan ilmu-ilmu al-Qur’an, ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu tasawuf, dan lain-lain. Sedangkan penafsiran manusia terhadap ayat-ayat Allah justru telah melahrkan geologis, ilmu fisika, ilmu kimia, astronomi, geografi dan lain-lain. Demikian juga penafsiran manusia terhadap ayat-ayat Allah yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri, telah melahirkan ilmu psikologi, kedokteran, antropologi, sosiologi, ekonomi, politik dan lain-lain.
Jadi ilmu memiliki suatu gugusan sestem pemikiran tersendiri sebagai pengetahuan keilmuan yang masing-masing memiliki metodologi sendiri. Pentingnya ilmu bagi manusia menyebabkan pencarian dan pengembangannya memiliki nilai tanggung jawab kesamaan. Sehingga seca filosofis kehadiran manusia sebagai khalifah di bumi dalam rangka proses pendidikannya.
Pengetahuan Islam bertolak dari keyakinan terhadap keesaan Allah yang harus di kembangkan dlaam pendidikan Islam, etika dan nilai Islam meresap dalam semua kegiatan manusia. Pengetahuan baik sebagai proses maupun sebagai produk memiliki implikasi yang luas terhadap pengembangan metogdologi pengajran dan kurikulum pendidikan Islam melalui jalur klasifikasi sains. Dengan terpenuhinya konsep ilmu yang holistic akan dapat terbentuk kurikulum pendidikan yang mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dalam pembinaan keperibadian anak, baik dalam dimensi spiritual, intelektual, moral dan material. Dalam hal ini akan sistematis dalam kajian kurikulum pendidikan Islam sebagai teori pendidikan Islam.


KONSEP PENDIDIKAN DALAM ISLAM

oleh : Mulyana Yusup, S.Pd.I *)
Sampai saat ini, mayoritas ahli pendidikan berpendapat bahwa masalah utama yang dihadapi oleh bangsa kita adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai hal telah diupayakan untuk memecahkan persoalan tersebut, mulai dari berbagai pelatihan untuk peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan, perbaikan sarana dan prasarana serta yang paling besar adalah pembaharuan kurikulum pendidikan yang diarahkan pada terwujudnya proses pembelajaran yang berkualitas menuju terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas. Namun, dari sekian banyak hal yang dikemukakan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan “keterpurukan” pendidikan bangsa kita - berdasarkan analisis penulis – sedikit sekali yang menyadari bahwa “kegagalan” sistem pendidikan kita lebih berdasar kepada kesalahan paradigma pendidikan kita yang telah membentuk dikotomi pendidikan di mana terdapat garis pemisah antara agama dan sains. Hal ini terlihat dari pandangan masyarakat kita saat ini sebagai produk dari sistem pendidikan yang telah dijalankan, di mana saat ini masyarakat sudah – terlanjur senang- memisahkan antara pengetahuan umum dan pengetahuan agama. Dari pemikiran tersebut kemudian muncul istilah lain (meminjam istilah Prof. Dr. Ahmad Tafsir) yaitu sekolah umum dan sekolah agama dan pemisahan yang jelas antara masalah umum (keduniaan) dan masalah agama (akhirat). Efek dari pemikiran tersebut mudah ditebak, yaitu pemisahan antara iman dan sains. Sehingga muncullah para alim ulama yang takut akan ilmu pengetahuan dan terang-terangan mencela dan memusuhinya dan banyak para ilmuwan yang cenderung acuh tak acuh terhadap agama. Hal ini menyebabkan munculnya asumsi dari sebagian masyarakat seakan-akan ada perang dingin atau pertentangan antara agama dengan ilmu pengetahuan dan sebagian lagi bertanya-
tanya bagaimanakah sebenarnya duduk perkaranya (lihat Soedewo PK : Islam dan Ilmu Pengetahuan). Padahal, apabila kita menempatkan akal dan pikiran sebagai sarana utama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, ternyata dalam al-Quran banyak sekali firman-firman Allah yang memerintahkan kepada manusia untuk menggunakan potensi akalnya dalam menelaah segala hal yang merupakan ayat-ayat (tandatanda) kekuasaan-Nya. Pertanyaan-pertanyaan (Istifham) yang terdapat dalam alQuran seperti afalaa ya’qiluun atau kalimat afalaa yatafakkaruun banyak sekali digunakan dalam al-Quran. Hal ini menunjukan bahwa antara wahyu dan akal seharusnya berdampingan. Murtadha Mutahhari seorang ulama, filosof dan ilmuwan Islam sebagaimana dikutip oleh HD Bastaman dalam bukunya yang berjudul Integrasi Psikologi dengan Islam ; Menuju Psikologi Islami menjelaskan bahwa iman dan sains merupakan karakteristik khas insani, di mana manusia mempunyai kecenderungan untuk menuju ke arah kebenaran dan wujud-wujud suci dan tidak dapat hidup tanpa menyucikan dan memuja sesuatu. Ini adalah kecenderungan iman yang merupakan fitrah manusia. Tetapi di lain pihak manusia pun memiliki kecenderungan untuk selalu ingin mengetahui dan memahami semesta alam, serta memiliki kemampuan untuk memandang masa lalu, sekarang dan masa mendatang (yang merupakan ciri khas sains). Berdasarkan uraian tersebut, dapat kita tangkap bahwa karena iman dan ilmu merupakan karakteristik khas insani yang bagaikan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan, maka pemisahan antara keduanya justru akan menurunkan martabat manusia. Di samping itu adanya adagium bahwa iman tanpa ilmu akan mengakibatkan fanatisme dan kemunduran, takhayul serta kebodohan dan sebaliknya ilmu tanpa iman akan digunakan untuk mengumbar nafsu, kerakusan, ekspansionisme, ambisi, kesombongan, penindasan, perbudakan, penipuan dan kecurangan semakin menguatkan pendapat di atas. Dengan kata lain, iman tanpa ilmu akan menjadi lemah dan sebaliknya ilmu tanpa iman akan menjadi buta!!!. Pemisahan dan pengotakan antara agama dan sains jelas akan menimbulkan kepincangan dalam proses pendidikan, agama jika tanpa dukungan
sains akan menjadi tidak mengakar pada realitas dan penalaran, sedangkan sains yang tidak dilandasi oleh asas-asas agama dan akhlaq atau etika yang baik akan berkembang menjadi liar dan menimbulkan dampak yang merusak. Karenanya konsep pendidikan dalam Islam menawarkan suatu sistem pendidikan yang holistik dan memposisikan agama dan sains sebagai suatu hal yang seharusnya saling menguatkan satu sama lain, yang secara umum ditunjukkan dalam doa Rasulullah : “Ya Allah, ajarilah aku apa yang membawa manfaat bagiku, serta karuniakanlah padaku ilmu yang bermanfaat”. Dari doa tersebut terungkap bahwa kualitas ilmu yang didambakan dalam Islam adalah kemanfaatan dari ilmu itu. Hal ini terlihat dari hadits Rasulullah : “Iman itu bagaikan badan yang masih polos, pakaiannya adalah taqwa, hiasannya adalah rasa malu dan buahnya adalah ilmu.” Pada akhirnya, sebagai kesimpulan penulis mengutip pendapat HD Bastaman : “Bila anda seorang ilmuwan, simaklah al-Quran dan bila anda seorang agamawan pelajarilah sains” sehingga diharapkan akan lahir seorang ilmuwan yang berjiwa ulama dan ulama yang bersikap ilmiah. Wallaahu A’lam.
*)
Penulis adalah Guru PAI SMP Pasundan 1 Bandung dan sedang melanjutkan
studi di Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Konsentrasi Pendidikan Agama Islam.

Konsep Dasar Pendidikan Islam (2)
B. Sumber dan Dasar Pendidikan Islam
Pendidikan Islam bersumber pada enam hal, yaitu al-Qur’an (yang merupakan sumber utama dalam ajaran Islam), as-Sunnah (perkataan, perbuatan dan persetujuan Nabi atas perkataan dan perbuatan para sahabatnya), kata-kata sahabat (madzhab shahabat), kemaslahatan umat (mashalih al-mursalah), tradisi atau kebiasaan masyarakat (‘urf) dan ijtihad (hasil para ahli dalam Islam).
Keenam sumber tersebut disusun dan digunakan secara hierarkis, artinya rujukan pendidikan Islam berurutan diawali dari sumber utama yakni al-Qur’an dan dilanjutkan hingga sumber-sumber yang lain dengan tidak menyalahi atau bertentangan dengan sumber utama.
Sedangkan dasar dari pendidikan Islam adalah tauhid. Dalam struktur ajaran Islam, tauhid merupakan ajaran yang sangat fundamental dan mendasari segala aspek kehidupan penganutnya, tak terkecuali aspek pendidikan. Dalam kaitan ini para pakar berpendapat bahwa dasar pendidikan Islam adalah tauhid. Melalui dasar ini dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Kesatuan kehidupan. Bagi manusia ini berarti bahwa kehidupan duniawi menyatu dengan kehidupan ukhrawinya. Sukses atau kegagalan ukhrawi ditentukan diduniawinya.
2. Kesatuan ilmu. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum karena semuanya bersumber dari satu sumber, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Kesatuan iman dan rasio. Karena masing-masing dibutuhkan dan masing-masing mempunyai wilayahnya, sehingga harus saling melengkapi.
4. Kesatuan agama. Agama yang dibawa oleh para nabi semuanya bersumber dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, prinsip-prinsip pokoknya menyangkut akidah dan akhlak tetap sama, dari zaman dahulu sampai zaman sekarang.
5. Kesatuan kepribadian manusia. Mereka semua diciptakan dari tanah dan roh ilahi.
6. Kesatuan individu dan masyarakat. Masing-masing harus saling menunjang.

C. Tujuan pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya.
Tujuan pendidikan Islam adalah “suatu istilah untuk mencari fadilah, kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala melebihi makhluk-makhluk lain dan dia diangkat sebagai khalifah.”
Tujuan pendidikan Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan dimuka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.
2. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya dimuka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.
3. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.
4. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.
5. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat.
Apabila perumusan tersebut dikaitkan dengan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits maka tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pertama adalah menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (Qs. Ali Imran [3] : 102)
2. Tujuan pendidikan Islam adalah menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Qs. Adz-Dzariyat [51] : 56)
3. Tujuan pendidikan Islam adalah membina dan memupuk akhlakul karimah sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
عن أبى هريرة رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم انما بعثت لاتمم مكارم الاخلاق
Dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘Anhu (semoga Allah meridlainya) ia berkata, bahwa Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak (manusia).”
Apabila diambil kesimpulan sesuai dengan pendapat Dr. M. Athiyah al-Abrasi maka tujuan pendidikan Islam bukan hanya sekedar memahami otak murid-murid dengan ilmu pengetahuan tetapi tujuannya adalah, mendidik akhlak dengan memperhatikan segi-segi kesehatan, pendidikan fisik dan mental, perasaan dan praktek mempersiapkan manusia menjadi anggota masyarakat. Suatu moral yang tinggi adalah tujuan utama dan tertinggi dalam pendidikan Islam bukan sekedar mengajarkan kepada anak-anak apa yang tidak diketahui mereka, tetapi lebih jauh dari itu menanamkan fadilah, membiasakan bermoral tinggi, sopan santun, islamiyah, tingkah perbuatan yang baik sehingga hidup ini menjadi suci, kesucian yang disertai dengan keikhlasan.

D. Kurikulum Pendidikan Islam
Perlu ditegaskan terlebih dahulu dalam kurikulum pendidikan Islam ada dua kurikulum inti sebagai kerangka dasar operasional pengembangan kurikulum. Pertama, tauhid sebagai unsur pokok yang tidak dapat dirubah. Kedua, perintah membaca ayat-ayat Allah yang meliputi tiga macam ayat, yaitu: 1) ayat Allah yang berdasarkan wahyu, 2) ayat Allah yang ada pada diri manusia, 3) ayat Allah yang terdapat di alam semesta atau di luar manusia. Adapun prinsip umum yang menjadi dasar kurikulum pendidikan Islam adalah:
1. Adanya pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran-ajaran dan nilai-nilainya.
2. Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
3. Keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
4. Perkaitan dengan bakat, minat, kemampuan-kemampuan, dan kebutuhan, dan juga dengan alam sekitar, fisik, dan sosial tempat berinteraksi.
5. Pemeliharaan atas perbedaaan-perbedaan individu dilingkungan masyarakat.
6. Penyesuaian dengan perkembangan dan perubahan yang berlaku dalam kehidupan.
7. Pertautan antara mata pelajaran, pengalaman, dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum dengan kebutuhan murid dan kebutuhan masyarakat tempat murid itu tinggal. (Widodo, 2008:193-194)
Mengingat urgensinya, didalam Islam ada tiga hal yang harus secara serius diajarkan kepada anak didik, yaitu:
1. Pendidikan akidah/keimanan. Ini merupakan hal yang sangat penting untuk mencetak generasi muda yang tangguh dan teguh dalam imtaq dan terhindar dari aliran yang menyesatkan kaum remaja seperti black metal atau kelompok pemuja syetan yang akhir-akhir ini sangat dikhawatirkan oleh para orang tua.
2. Pendidikan ibadah. Ini merupakan hal yang harus lebih serius diajarkan kepada anak untuk membangun generasi muda yang komitmen dan terbiasa melaksanakan ibadah. Terutama ibadah shalat dan membaca al-Qur’an yang saat ini hanya dilakukan oleh minoritas anak remaja. Bahkan tidak sedikit anak remaja yang sudah meninggalkan shalat dengan sengaja.
3. Pendidikan akhlak-karimah. Ini merupakan hal yang harus sungguh-sungguh dan mendapat perhatian ekstra dari semua pihak terutama para orang tua dan para pendidik di setiap sekolah (dan yang lainnya-pen.). dengan pendidikan akhlak-karimah akan melahirkan generasi rabbani, atau generasi yang bertaqwa, cerdas dan berakhlak mulia.
Ketiga ajaran tersebut dikemas oleh lembaga pendidikan Islam dan direncanakan dengan teratur dalam sistem kurikulum dengan silabusnya sebagai penjabaran isi ajaran pokok Islam.
Isi kurikulum Islam bila berdasarkan Qs. Fushshilat [41] ayat 53, mengandung tiga hal pokok sebagai berikut :
1. Isi kurikulum yang berorientasikan pada ketuhanan, yang berpijak pada wahyu Ilahi.
2. Isi kurikulum yang berorientasikan pada kemanusiaan, yang berpijak pada ayat-ayat anfusi.
3. Isi kurikulum yang berorientasikan pada kealaman, yang berpijak pada ayat-ayat afaqi.
Ketiga isi kurikulum ini disampaikan dengan terpadu, tanpa adanya pemisahan, misalnya apabila membicarakan masalah sifat-Nya, hal ini terkait dengan relasi Tuhan dengan manusia atau alam.

BAB III
PENUTUP

Dari berbagai rumusan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pendidikan Islam adalah usaha-usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam baik dalam bentuk bimbingan rohani maupun jasmani, mewujudkan terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian utama serta kesuksesan di dunia dan akhirat.
2. Pendidikan Islam bersumber pada enam hal, yaitu al-Qur’an, as-Sunnah, kata-kata sahabat (madzhab shahabat), kemaslahatan umat (mashalih al-mursalah), tradisi atau kebiasaan masyarakat (‘urf) dan ijtihad (hasil para ahli dalam Islam). Keenam sumber tersebut disusun dan digunakan secara hierarkis, dengan tidak menyalahi atau bertentangan dengan sumber utama, yaitu al-Qur’an.
Sedangkan dasar dari pendidikan Islam adalah tauhid, yakni kesatuan kehidupan, ilmu, iman dan rasio, agama dan kepribadian manusia, serta kesatuan individu dan masyarakat.
3. Tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insane kamil yang mempunyai wawasan kaffah agar mampu melaksanakan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan dan pewaris Nabi.
4. Pendidikan Islam memiliki dua kurikulum inti sebagai kerangka dasar operasional pengembangan kurikulum, yaitu : 1) tauhid sebagai unsur pokok yang tidak dapat dirubah. 2) perintah membaca ayat-ayat Allah yang meliputi tiga macam ayat, yaitu: a) ayat Allah yang berdasarkan wahyu, b) ayat Allah yang ada pada diri manusia, c) ayat Allah yang terdapat di alam semesta atau di luar manusia. Bila berdasarkan Qs. Fushshilat [43] ayat 53, mengandung tiga hal pokok sebagai berikut: Isi kurikulum yang berorientasikan pada ketuhanan, kemanusiaan dan kealaman.


Hakekat Pendidik dalam Pandangan Islam (bagian 5 dari 5 seri tulisan)
tinggalkan komentar »
 F.   Beberapa Permasalahan Seputar Pendidik di Indonesia
Salah satu masalah Pendidikan Nasional saat ini adalah rendahnya pembinaan dan pendidikan moral yang diperoleh peserta didik, pendidikan lebih berorientasi pada kemampuan akademik supaya siswa sukses dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dan ke dunia kerja. Pendidikan belum mampu menghasilkan generasi yang memiliki kemampuan akademik dan kemampuan non akademik  secara proporsional. Padahal tujuan Pendidikan Nasional mengarahkan pendidikan untuk menghasilkan generasi yang memiliki kemampuan akademik yang mumpuni sekaligus memiliki moral yang baik. Kesenjangan antara kedua kompetensi tersebut menandakan bahwa telah terjadi distorsi dalam proses pembelajaran baik di sekolah, rumah, dan masyarakat. Selama ini pelaku pendidik terutama guru dan orang tua bukan tidak melaksakan tugas, tetapi guru dan orang tua belum menjadi teladan bagi anak.
Proses pendidikan selama ini menghasilkan generasi yang kurang peka terhadap permasalahan-permasalahan sosial, padahal hampir setiap kurikulum yang pernah digunakan dalam pendidikan di Indonesia selalu ada mata pelajaran yang berbasis moral/ahklak/karakter seperti Pendidikan Budi Pekerti, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) Pendidikan Agama, dan Pendidikan Moral Pancasila (sekarang pendidikan kewarganegaraan). Tidak efektifnya muatan kurikulum tersebut mengangkat moral bangsa, dikarenakan proses pembelajaranya cenderung pada penanaman dogma-dogma penguasa dan pembelajaran  hanya sekedar transfer teori tentang moral dari guru kepada peserta didik tanpa disertai pembiasaan dan keteladanan guru.
Peserta didik sering dihadapkan pada nilai-nilai yang bertentangan, pada suatu sisi siswa dididik untuk bertingkah laku yang baik, jujur, hormat, hemat, rajin, disiplin, sopan dan sebagainya, tetapi pada saat bersamaan, mereka dipertontonkan (oleh orangtua, lingkungan bahkan oleh gurunya sendiri), hal-hal yang bertolak belakang dengan apa yang mereka pelajari, misal hukuman atau sanksi pelanggaran tata tertib sekolah hanya berlaku untuk siswa sementara guru kebal hukum/sanksi, siswa dilarang melakukan kekerasan tetapi banyak guru melakukan kekerasan terhadap siswa, guru  perokok melarang anak didiknya merokok dan masih banyak peristiwa yang merusak citra profesi guru. Hal-hal yang bertolak belakang inilah yang menyebabkan peserta didik kesulitan dalam mencari figur teladan yang baik (uswatun hasanah) di lingkungannya, termasuk sekolah.
Keteladanan dan pembiasaan orang tua di rumah dan guru di sekolah adalah metode yang paling efektif untuk menumbuhkan akhlaqul karimah pada anak-anak. Guru harus menjadi model  dalam pembelajaran pendidikan moral, baik pada pendidikan moral kebangsaan (nasionalisme) maupun pendidikan moral agama (akhlak). Kegiatan pembiasaan dapat diintegrasikan pada proses pembelajaran di sekolah misalnya; gotong royong, bhakti sosial, shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut wajib diikuti oleh warga sekolah termasuk guru, tidak hanya sebagai “penganjur yang baik” kepada anak didiknya.
Salah satu penyebab rendahnya moral/akhlak generasi saat ini adalah  rendahnya moral para guru dan orangtua. Kecenderungan tugas guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan tanpa memperhatikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam ilmu pengetahuan tersebut, apalagi kondisi pembelajaran saat ini sangat berorientasi pada peroleh angka-angka sebagai standarisasi kualitas pendidikan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kepribadian guru yang “kurang hidup“ saat ini, antara lain: 1) Proses rekrutmen guru yang mengedepankan kemampuan teknis (hardskills) tanpa memperhatikan kemampuan non teknis (softskills) seperti kepribadian (akhlaqul karimah), kemampuan memanajemen diri dan orang lain.  Malahan tidak sedikit lembaga pendidikan merekrut guru dengan tidak memperhatikan kedua keterampilan tersebut. 2) Pendidikan dan Pelatihan guru yang menekankan pada kemampuan guru menguasai kurikulum, dan  3) Tidak dipahaminya profesi guru sebagai profesi panggilan hidup, artinya guru merupakan pekerjaan yang membantu mengembangkan orang lain dan sekaligus mengembangkan guru tersebut sebagai pribadi mumpuni.
G. Penutup
Dalam makalah ini telah dibicarakan : (1) hakekat pendidik, (2) siapa pendidik itu, (3) hakekat tugas pendidik, (4) bagaimana pendidik yang ideal menurut pandangan Islam dan sepintas beberapa permasalahan seputar dunia pendidikan dan guru di Indonesia. Secara sederhana dapat disimpulkan beberapa hal pokok di sini yakni bahwa guru ialah pendidik yang mengajar di sekolah atau madrasah. Islam mendudukkan pendidik pada martabat yang tinggi, setingkat di bawah martabat nabi dan rasul. Tugas pendidik ialah mendidik dengan cara mengajar, memberi contoh, membiasakan, dan lain-lain. Syarat pendidik ialah dewasa, sehat lahir batin, ahli (memiliki kompetensi) dan berkepribadian muslim. Sifat pendidik ialah semua sifat yang mendukung (melengkapi) syarat tersebut. Di antara sifat-sifat itu sifat kasih sayang (adil, sabar dan jujur), dedikasi tinggi (keikhlasan), dan profesionalitas (keluasan wawasan, cerdas dan terampil) amat diutamakan.
Dalam dunia pendidikan, pendidik merupakan faktor penting dan utama, karena pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, terutama di sekolah atau madrasah, untuk mencapai kedewasaan peserta didik sehingga ia menjadi manusia yang paripurna dan mengetahui tugas-tugasnya sebagai manusia yakni hamba Allah (‘abd) dan khalifah fi al-ardh. Di sini dapat dipahami bahwa pendidik merupakan posisi sentral dalam dunia pendidikan, berarti di pundak pendidik lah perkembangan peserta didik dilanjutkan secara kontinyu, maka pendidik semestinya mengetahui makna pendidikan sejati agar peserta didik dapat berkembang dengan sempurna untuk mendapat kebahagian hidup dunia dan akhirat. Beranjak dari ini, sepatutnya pendidik menyadari terhadap hakekat tugas yang diemban untuk mencerdaskan dan menyucikan hati dan perilaku peserta didik, pada akhirnya tugas yang mulia tersebut apabila dilakukan dengan baik akan memperoleh kebahagiaan dalam diri seorang pendidik.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2006).
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat (Jakarta : Gema Insani Press, 1996).
Abuddin Nata, M.A. Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Pendidik-Murid, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001).
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994).
Al-Ghazali, I, Ihya Ulumuddin, (Mesir : Darul Ihya al-Kutub, t.t.).
Ali Audah, Konkordansi Qur’an : Panduan Kata dalam Mencari Ayat Qur’an, (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, 1996).
Fathiyah Hasan Sulaiman Madzahibu fi Al Tarbiyah, Bahtsun fi Al Madzahibi Al Tarbawi ‘inda Al Ghazali. (Al Qahirah : Maktabah Nahdah, 1964).
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2003).
Moh. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993).
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2002).
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001).
Y.B. Suparlan, Aliran-Aliran Baru dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Andi Offset, 1984).

Senin, 27 Februari 2012

PAKET SOAL TES POTENSI AKADEMIK SNMPTN 2009

Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 5, pilihlah
pasangan kata yang paling tepat pada alternatif
jawaban (A, B, C, D, E) yang memiliki jenis hubungan
setara dengan pasangan kata pada soal yang tercetak
dengan huruf kapital!
Contoh:
(pasangan kata soal)
GUDANG : Barang
(pasangan kata alternatif jawaban)
A. lama : baru
B. buku : perpustakaan
C. tertutup : terbuka
D. bank : deposit
E. bangunan : antik
Keterangan:
Jawabn yang paling tepat adalah pasangan kata pada
alternatif D.
1. NELAYAN : LAUT
A. guru : papan tulis
B. petani : padi
C. karyawan : pegawai
D. pelukis : kuas
E. penyanyi : panggun
2. SAMUDRA : LAUT
A. benua : pulau
B. internasional : batas negara
C. kapal : nelayan
D. negara : pantai
E. luas : dalam
3. KUDA LAUT : KUDA
A. kucing : harimau
B. banteng : sapi
C. biawak : komodo
D. cacing : belut
E. merpati : elang
4. BERANAK : MAMALIA
A. bertaring : karnivora
B. bertelur : unggas
C. berkelompok : insekta
D. berjemur : reptilia
E. berkaki empat : herbivora
5. KURUS : GIZI
A. gemuk : lemak
B. sakit : dokter
C. pendek : besar
D. pintar : belajar
E. bodoh : ilmu
Untuk soal nomor 6 sampai dengan nomor 7, pilihlah
kata pada alternatif jawaban (A, B, C, D, E) yang paling
tepat untuk melengkapi pasangan kata pada ruas
sebelah kanan!
Contoh :
KAPAL : NAHKODA = PESAWAT : ....
(Ruas kiri) = (ruas kanan)
A. terbang
B. pilot
C. pramugari
D. navigator
E. udara
Keterangan :
Jawaban yang paling tepat adalah B.
6. GIGI : KUNYAH = JARI : ....
A. lentik
B. pegang
C. kuku
D. tangan
E. manis
7. MELATI : BUNGA = BAWaNG : ....
A. umbi
B. merah
C. putih
D. bumbu
E. harum
Untuk soal nomor 8 sampai dengan nomor 10, pilihlah
pasangan kata yang paling tepat untuk mengisi titiktitik
(...) pada bagian kalimat agar antarbagian kalimat
tersebut memiliki hubungan analogis!
Contoh:
... berhubungan dengan NASI, sebagaimana AIR
berhubungan dengan ...
A. Sendok - botol
B. Piring – gelas
C. Beras – kopi
D. Makan – nasi
E. Minum – makan
Keterangan:
Jawaban yang paling tepat adalah pasangan kata pada
alternatif B
8. ... berhubungan dengan PADI, sebagaimana BUAH
berhubungan dengan ....
18
A. Kuning - merah
B. Makanan pokok -minuman pokok
C. Petani-pedagang
D. Sawah-vitamin
E. Beras-biji
9. ... berhubungan dengan BURUH, sebagaimana
SUPERVISOR berhubungan dengan ....
A. Mandor-karyawan
B. Pabrik-kantor
C. Kecil-besar
D. Demo-kerja
E. Upah-gaji
10. ... berhubungan dengan PUISI, sebagaimana
PEMAHAT berhubungan dengan ....
A. Khairil Anwar-seniman
B. Syair-batu
C. Baca-seni
D. Penyair-patung
E. Suara-gerak
Untuk soal nomor 11 sampai dengan nomor 25,
tentukan simpulan yang tepat berdasarkan
pernyataan-pernyataan yang tersedia pada setiap soal!
Contoh:
Semua pengemudi mengenakan sabuk pengaman.
Sebagian pengemudi memakai sarung tangan. Simpulan
yang tepat adalah ....
A. semua pengemudi memakai sarung tangan dan
tidak mengenakan sabuk pengaman.
B. semua pengemudi memakai sarung tangan dan
mengenakan sabuk pengaman.
C. sebagian pengemudi mengenakan sabuk
pengaman dan tidak memakai sarung tangan.
D. sebagian pengemudi tidak mengenakan sabuk
pengaman dan memakai sarung tangan.
E. sebagian pengemudi tidak mengenakan sabuk
pengaman dan tidak memakai sarung tangan.
Keterangan :
Jawaban yang paling tepat adalah C.
11. Hewan golongan unggas berkembang biak dengan
cara bertelur.
Buaya hewan bukan unggas yang berkembang biak
dengan cara bertelur.
Simpulan yang tepat tentang buaya adalah ....
A. memiliki cara berkembang biak yang tidak
sama dengan unggas.
B. memiliki ciri-ciri yang sama dengan unggas.
C. memiliki cara berkembang biak yang sama
dengan unggas.
D. memiliki telur yang sama dengan golongan
unggas.
E. memiliki cara bertelur yang sama dengan
unggas.
12. Semua hutan ditanami pohon.
Sebagian pohon adalah pohon durian.
Simpulan yang tepat tentang hutan adalah ....
A. semua ditanami pohon bukan durian.
B. sebagian ditanami pohon bukan durian.
C. semua ditanami pohon durian
D. sebagian ditanami pohon durian sebagian
tidak ditanami pohon.
13. Semua calon mahasiswa menempuh tes
Matematika.
Sebagian calon mahasiswa memiliki skor TOEFL di
atas 450.
Simpulan yang tepat adalah ....
A. sebagian calon mahasiswa yang tidak memiliki
skor TOEFL menempuh tes Matematika.
B. semua calon mahasiswa yang memiliki skor
TOEFL, tidak menempuh tes Matematika
C. semua calon mahasiswa yang tidak memiliki
skor TOEFL, tidak menempuh tes Matematika.
D. sebagian calon mahasiswa yang memiliki skor
TOEFL tidak menempuh tes Matematika.
E. semua calon mahasiswa yagn menempuh tes
Matematika tidak memiliki skor TOEFL.
14. Makhluk laut yang bernapas dengan insang adalah
ikan.
Lumba-lumba adalah makhluk laut yang bernapas
dengan paru-paru.
Simpulan yang tepat adalah ....
A. semua lumba-lumba termasuk jenis ikan yang
hidup di laut.
B. semua lumba-lumba dan ikan adalah makhluk
yang hidup di laut.
C. sebagian lumba-lumba termasuk jenis ikan
yang hidup di laut.
D. semua ikan termasuk jenis lumba-lumba yang
hidup di laut.
E. sebagian ikan termasuk jenis lumba-lumba
yang hidup di laut.
15. Tidak ada bunga mawar kecuali berwarna putih
dan ungu.
Santi menerima bunga bukan putih, bukan merah.
Simpulan yang tepat tentang bunga yang diterima
oleh Santi adalah ....
A. bunga mawar putih.
B. bunga mawar ungu.
C. bunga bukan mawar.
D. bunga bukan mawar putih.
E. bunga mawar bukan ungu dan bukan putih.
16. Peserta SNMPTN 2009 mengikuti Test Potensi
Akademik (TPA)
Thomas tidak lulus SNMPTN 2009.
Simpulan yang tepat tentang Thomas adalah ....
A. tidak mengikuti TPA dalam SNMPTN 2009.
B. telah mengikuti TPA dalam SNMPTN 2009.
C. bukan peserta SNMPTN 2009 yang mengikuti
TPA.
19
D. peserta SNMPTN 2009 yang mengikuti tes
bukan TPA.
E. tidak mengikuti SNMPTN 2009 dan TPA.
17. Semua pelaut adalah perenang.
Sebagian perenang bukan penyelam.
Simpulan yang tepat adalah ....
A. semua penyelam adalah pelaut.
B. sebagian pelaut bukan penyelam.
C. sebagian penyelam bukan perenang.
D. semua pelaut adalah penyelam.
E. semua penyelam bukan pelaut.
18. Semua tanaman memiliki buah.
Sebagian tanaman berbunga merah.
Simpulan yang tepat adalah ....
A. semua tanaman yang memiliki buah, berbunga
bukan merah.
B. semua tanaman yang memiliki buah, berbunga
merah.
C. semua tanaman yang tidak memiliki buah,
berbunga bukan merah.
D. sebagian tanaman yang tidak memiliki buah,
berbunga merah.
E. sebagian tanaman yang memiliki buah,
berbunga bukan merah.
19. Metode penanganan kanker semakin modern.
Sejak pertama diketahui mengidap kanker, pada
tahun 1960-an, 60% penderita kanker hidup
selama 5 tahun, sedangkan tahun 1980-an, 65%
penderita kanker hidup selama 8 tahun.
Simpulan yang tepat adalah ....
A. tahun 1960-an, hanya 60% penderita kanker
yang ditangani, sedangkan tahun 1980-an
persentase penderita kanker yang ditangani
lebih tinggi.
B. tahun 1980-an, 35% penderita kanker tidak
ditangani seperti penderita pada tahun 1960-
an.
C. tahun 1960-an tidak pernah dilakukan
pendeteksian terhadap pengidap kanker
secara lebih awal seperti pada tahun 1980-an.
D. tahun 1980-an lebih banyak penderita kanker
yang ditangani lebih baik daripada penderita
kanker pada tahun 1960-an.
E. tahun 1980-an jumlah penderita kanker lebih
banyak daripada jumlah penderita kanker
pada tahun 1960-an.
20. Lampu di teras rumah lebih terang daripada lampu
di kamar mandi.
Lampu yang lebih terang pasti lebih tahan lama
dan lebih mahal harganya.
Simpulan yang tepat tentang lampu di kamar
mandi adalah ....
A. lebih tahan lama dan lebih mahal daripada
lampu di teras rumah.
B. tidak lebih tahan lama dan lebih mahal
daripada lampu diteras rumah.
C. tidak lebih tahan lama dan tidak lebih mahal
daripada lampu di teras rumah.
D. lebih tahan lama dan tidak lebih mahal
daripada lampu di teras rumah.
E. sama tahan lama dan sama mahalnya dengan
di teras rumah.
21. Di akhir pekan, keluarga Sumadi selalu pergi
berwisata.
Tidak semua tempat wisata yang dikunjungi
terletak di luar kota.
Simpulan yang tepat tentang kegiatan keluarga
Sumadi di akhir pekan, adalah ....
A. selalu pergi berwisata bukan di luar kota
B. selalu pergi berwisata di luar kota
C. tidak selalu berwisata, kecuali bukan di luar
kota.
D. tidak selalu berwisata, kecuali di luar kota.
E. selalu pergi berwisata, di luar kota atau bukan
di luar kota.
22. Ikan A hidup di air tawar.
Ikan C hidup di air laut.
Simpulan yang tepat tentang tempat hidup kedua
ikan, adalah ....
A. ikan C ada di tempat hidup ikan A.
B. ikan C ada di tempat hidup bukan ikan C.
C. ikan A ada di tempat hidup bukan ikan A.
D. ikan A ada di tempat hidup bukan ikan C.
E. ikan A ada di tempat hidup ikan C.
23. Setiap anggota kelompok A adalah anggota
kelompok B.
Setiap anggota kelompok B adalah anggota
kelompok C.
Simpulan yang tepat tentang kemungkinan
keanggotaan A, B, dan C adalah ....
A. tidak mungkin ada anggota kelompok A yang
tidak merupakan anggota kelompok C.
B. mungkin ada anggota kelompok A yang tidak
merupakan anggota C.
C. tidak mungkin ada anggota kelompok C yang
merupakan anggota A.
D. tidak mungkin ada anggota kelompok C yang
merupakan anggota A.
E. mungkin ada anggota kelompok C yang tidak
merupakan anggota A.
24. Pantai yang indah menarik banyak pengunjung.
Kota A memiliki pantai yang indah, kota B tidak.
Simpulan yang tepat tentang kedua kota tersebut
adalah ....
A. kota A dan kota B akan banyak pengunjung.
B. kota A dan kota B akan tidak banyak
pengunjung.
C. kota A akan tidak banyak pengunjung dan kota
B banyak pengunjung.
D. kota A akan banyak pengunjung dan kota B
tidak banyak pengunjung.
20
E. kota A akan sama banyak dengan kota B dalam
hal pengunjung.
25. Semua siswa kelas X dapat berbahasa Inggris.
Semua siswa kelas X yang menduduki ranking 10
besar, juga harus dapat berbahasa Jepang.
Simpulan yang tepat tentang semua siswa kelas IX
adalah ....
A. yang dapat berbahasa Jepang, menduduki
ranking 10 besar dan tidak dapat berbahasa
Inggris.
B. yang dapat berbahasa Jepang tidak menduduki
ranking 10 besar dan dapat berbahasa Inggris.
C. yang tidak dapat berbahasa Jepang, tidak
menduduki ranking 10 besar dan dapat
berbahasa Inggris.
D. yang tidak dapat berbahasa Jepang,
menduduki rangking 10 besar dan dapat
berbahasa Inggris.
E. yang tidak dapat berbahasa Jepang, tidak
menduduki ranking 10 besar dan tidak dapat
berbahasa Inggris.
Untuk mengerjakan soal nomor 26 sampai dengan
nomor 35, tentukan pilihan jawaban yang paling tepat!
26. 3,6,15,16,32,....
Bilangan yang tepat untuk mengisi titik-titik pada
deret tersebut di atas adalah ....
A. 48 D. 96
B. 64 E. 112
C. 80
27. 2,3,5,8,13,21,33,....
Bilangan yang tepat untuk mengisi titik-titik pada
deret tersebut di atas adalah ....
A. 26 D. 54
B. 44 E. 66
C. 46
28. Jika P bilangan yang menyatakan 0,475% dari 6,20
dan Q bilangan yang menyatakan 6,20% dari 0,475,
maka ....
A. P < Q D. P = Q + 0,5
B. P > Q E. P = Q
C. P  Q
29. Jika A bilangan yang menyatakan
1
33 %
3
dari 25;
dan B bilangan yang menyatakan
1
3
dari 26, maka
....
A. A = B D. A = B
B. A < B E. A = 3 B
C. A > B
30.
Nilai M pada perkalian di atas adalah ....
A. 2 D. 8
B. 6 E. 9
C. 7
31.
Nilai N pada perkalian di atas adalah ....
A. 3 D. 7
B. 4 E. 9
C. 6
32.
8
20
P
P

Nilai P pada persamaan di atas adalah ....
A. 10 D. 16
B. 12 E. 18
C. 14
33.
280
17.5%
q
q

Nilai q pada persamaan di atas adalah ....
A. 8 D. 4
B. 3 E. 7
C. 5
34. Data :
Tanggal hari ini : 19 – 07 – 2009
Tanggal lahir : 27 – 10 – 1969
Berdasarkan data diatas, usia orang tersebut
adalah .....
A. 40 tahun, 8 bulan, 12 hari
B. 40 tahun, 8 bulan, 11 hari
C. 40 tahun, 7 bulan, 21 hari
D. 39 tahun, 7 bulan, 21 hari
E. 39 tahun, 8 bulan, 22 hari.
35. Data :
3 jam, 35 menit, 51 detik.
2 jam, 31 menit, 17 detik.
Jumlah waktu pada data di atas adalah ....
A. 5 jam, 17 menit, 18 detik.
B. 5 jam, 17 menit, 28 detik.
C. 6 jam, 7 menit, 8 detik.
D. 6 jam, 17 menit, 8 detik.
E. 6 jam, 7 menit, 18 detik.
Untuk soal nomor 36 sampai dengan 45, pilihlah satu jawaban yang merupakan kelanjutan logika dari suatu pola
tertentu yang ada di kolom sebelah kiri!
4M7
7
x
3269
38 N
N
x
2709
21
Contoh :
Jawaban yang paling tepat adalah D.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44. s
45.
22
Untuk mengerjakan soal nomor 46 sampai dengan
nomor 55, tentukan simpulan yang tepat berdasarkan
fakta atau informasi yang disajikan dalam setiap teks!
Contoh:
TEKS
Enam orang pelari, yakni J, K, L, M, N, dan O mengikuti
seri balapan dengan hasil sebagai berikut.
(1) J selalu menyelesaikan balapan di depan N, tetapi
di belakang O.
(2) K selalu menyelesaikan balapan di depan L, tetapi
di belakang O.
(3) M selalu menyelesaikan balapan di depan L, tetapi
di belakang J.
Urutan pemenang dalam balapan tersebut adalah ....
A. O, J, K, L, M, N.
B. O, J, K, M, L, N.
C. O, J, M, N, L, K.
D. O, M, J, N, K, L.
E. M, L, J, O, K, N.
Keterangan:
Jawaban yang paling tepat adalah B.
Gunakan teks A untuk menjawab soal nomor 46 sampai
dengan nomor 48!
TEKS A
Seorang calon legislatif melakukan kampanye pada lima
kecamatan yaitu J, K, L, M, dan N dengan ketentuan
sebagai berikut.
(1) Ia dapat berkunjung ke kecamatan M jika telah ke L
dan N.
(2) Ia tidak bisa mengunjungi kecamatan N sebelum
mengunjungi kecamatan J.
(3) Kecamatan kedua yang harus dikunjungi adalah K.
46. Kecamatan yang pertama harus dikunjungi adalah
....
A. kecamatan J. D. kecamatan M.
B. kecamatan K. E. kecamatan N.
C. kecamatan L.
47. Dua kecamatan dapat dikunjungi setelah
kecamatan N adalah kecamatan ....
A. kecamatan J dan K.
B. kecamatan L dan M.
C. kecamatan M dan J.
D. kecamatan N dan K
E. kecamatan K dan L.
48. Rencana kunjungan yang sebaiknya dipilih agar
lima kecamatan dapat dikunjungi adalah ....
A. J, K, N, L, M. D. L, K, J, N, M.
B. K, J, L, N, M. E. M, K, N, J, L.
C. K, M, L, J, N.
Gunakan teks B untuk menjawab soal nomor 49 sampai
dengan nomor 52!
TEKS B
Pada suatu jamuan makan malam, 8 orang eksekutif
muda (Aga, Didi, Lala, Laura, Gael, Michael, Rani, dan
Togi) duduk mengelilingi satu meja bundar.
(1) Gael duduk berseberangan dengan Aga.
(2) Michael duduk di antara Togi dan Lala.
(3) Laura dan Lala duduk tepat berhadapan.
(4) Togi duduk 2 kursi terpisah dari Aga.
49. Pernyataan di bawah ini yang benar adalah ....
A. Didi duduk di antara Gael dan Togi.
B. Rani duduk dipisahkan 2 kursi dengan Togi
C. Rani dan Didi duduk tepat berseberangan.
D. Togi duduk di seberang Rani.
E. Michael duduk berhadapan dengan Didi.
50. Bila Michael dipisahkan oleh 2 kursi dengan Didi,
pernyataan di bawah ini yang benar adalah ....
A. Michael dan Rani dipisahkan oleh 2 kursi.
B. Michael dan Aga duduk berseberangan.
C. Didi dan Togi duduk berhadapan.
D. Lala duduk disebelah Gael.
E. Rani duduk di dekat Togi.
51. Bila Michael dan Rani duduk berseberangan,
pernyataan di bawah ini yang benar adalah ....
A. Gael duduk berhadapan dengan didi
B. Gael duduk di sebelah Michael.
C. Lala duduk di sebelah Didi.
D. Rani duduk di antara Laura dan Didi.
E. Didi duduk di antara Aga dan Lala.
52. Beberapa kemungkinan di bawah ini yang tidak
benar adalah ....
A. Laura duduk di antara Rani dan Gael.
B. Lala dan Didi dipisahkan oleh Aga.
C. Michael duduk di antara Togi dan Lala.
D. Laura dipisahkan 2 kursi dengan Aga.
E. Didi duduk di antara Gael dan Togi.
Gunakan teks C untuk menjawab soal nomor 53 sampai
dengan nomor 55!
TEKS C
Seorang karyawan mengatur 6 ruang kerja untuk 6 staf
dengan urutan nomor ruang 1 sampai 6 dengan aturan
sebagai berikut :
(1) Bu Rati sering bercakap-cakap yang suaranya
terdengar keras ke ruang sebelahnya.
(2) Pak Mara dan Pak Bono ingin berdekatan agar
dapat berkoordinasi.
(3) Bu Heni meminta ruang nomor 5 yang berjendela
lebar.
(4) Pak Dedi tidak suka pekerjaannya terganggu oleh
suara-suara.
23
(5) Pak Tasman, Pak Mara, dan Pak Dedi adalah
perokok.
(6) Bu Heni alergi dengan asap rokok.
53. Tiga karyawan perokok seharusnya ditempatkan di
ruang nomor ....
A. 1, 2, dan 4.
B. 2, 3, dan 6.
C. 1, 2, dan 3.
D. 2, 3, dan 4.
E. 1, 2, dan 6.
54. Ruang kerja yang paling jauh dari ruang kerja Pak
Bono adalah ruang kerja ....
A. Bu Heni.
B. Pak Mara.
C. Pak Tasman.
D. Bu Rati.
E. Pak Dedi.
55. Ruang kerja yang paling cocok duntuk Pak Mara
adalah ruang nomor ....
A. 2
B. 6
C. 1
D. 3
E. 4
24
PEMBAHASAN TES POTENSI AKADEMIK
SNMPTN 2009
PEMBAHASAN
1. Nelayan : Laut
setara dengan Penyanyi : Panggung
Keduanya mempunyai hubungan tempat bekerja.
Jawaban: E
2. Samudra : Laut
setara dengan Benua : Pulau
Keduanya mempunyai hubungan tingkatan.
Jawaban: A
3. Kuda Laut : Kuda
setara dengan Cacing : Belut
Keduanya mempunyai hubungan bentuk dan
perbedaan tempat hidup.
Jawaban: D
4. Beranak : Mamalia
setara dengan Bertelur : Unggas
Keduanya mempunyai hubungan cara
berkembang biak.
Jawaban: B
5. Kurus : Gizi
setara dengan Bodoh : Ilmu
Keduanya mempunyai hubungan karena kurang.
Jawaban: E
6. Gigi untuk mengunyah, maka jari untuk
memegang. (Hubungan kegunaan)
Jawaban: B
7. Melati adalah jenis bunga, maka bawang adalah
jenis umbi. (Hubungan anggota)
Jawaban: A
8. Beras merupakan isi padi, biji merupakan isi buah.
(Hubungan nama isi)
Jawaban: E
9. Mandor adalah pengawas buruh, supervisor
adalah pengawas karyawan. (Hubungan sebutan
untuk pengawas)
Jawaban: A
10. Penyair mempunyai karya puisi, sedangkan
pemahat mempunyai karya patung. (Hubungan
pekerjaan dan karyanya)
Jawaban: D
11. Dari soal diketahui:
Unggas berkembang biak dengan bertelur.
Buaya berkembang biak dengan bertelur.
Kesimpulan:
Buaya memiliki cara berkembang biak yang sama
dengan unggas.
Jawaban : C
12. Dari soal diketahui:
Semua hutan ditanami pohon.
Sebagian pohon adalah buah durian.
Kesimpulan:
Karena hanya sebagian pohon yang merupakan
durian, maka sebagian lagi ditanami bukan pohon
durian.
Jawaban: B
13. Dari soal diketahui:
Semua calon mahasiswa menempuh tes
matematika.
Sebagian calon mahasiswa memiliki skor TOEFL di
atas 450.
Kesimpulan:
Semua calon mahasiswa yang menempuh tes
matematika, sebagian di antaranya memiliki skor
TOEFL. Jadi, sebagian lagi yang ikut menempuh tes
matematika tidak memiliki skor TOEFL.
Jawaban: A
14. Dari soal diketahui:
Semua makhluk laut yang bernapas dengan insang
adalah ikan.
Lumba-lumba adalah makhluk laut yang bernapas
dengan paru-paru.
Kesimpulan:
Terlihat bahwa, semua lumba-lumba dan ikan
adalah makhluk yang hidup di laut.
Jawaban: B
15. Dari soal diketahui:
Tidak ada bunga mawar kecuali berwarna putih
dan ungu. (Jadi, bunga mawar hanya berwarna
putih atau ungu)
Santi menerima bunga bukan putih dan bukan
merah.
Kesimpulan:
Bunga yang di terima Santi bukan bunga mawar
berwarna putih.
Jawaban: D
16. Dari soal diketahui:
Peserta SNMPTN 2009 mengikuti Tes Potensi
Akademik (TPA)
Thomas tidak lulus SNMPTN 2009.
Kesimpulan:
Thomas tidak lulus, artinya dia termasuk peserta
SNMPTN, sehingga Thomas pastilah telah
mengikuti Tes Potensi Akademik.
Jawaban: B
25
17. Dari soal diketahui:
Semua pelaut adalah perenang. (Artinya, setiap
pelaut sekaligus merupakan perenang)
Sebagian perenang bukan penyelam.
Kesimpulan:
Sebagian pelaut bukanlah penyelam.
Jawaban: B
19. Dari soal diketahui:
Pada tahun 1960-an, 60% penderita kanker dapat
hidup selama 5 tahun.
Pada tahun 1980-an, 65% penderita kanker dapat
hidup selama 8 tahun.
Kesimpulan:
Artinya, pada tahun 1980-an lebih banyak
penderita kanker yang ditangani lebih baik dari
pada penderita kanker pada tahun 1960-an. Ini
terlihat dari lebih besarnya kesempatan hidup
para penderita kanker pada tahun 1980-an bila
dibandingkan pada tahun 1960-an.
Jawaban: D
20. Dari soal diketahui:
Lampu di teras rumah lebih terang daripada di
kamar mandi.
Lampu yang lebih terang pasti lebih tahan lama
dan lebih mahal harganya.
Kesimpulan:
Lampu di kamar mandi tidak lebih tahan lama dan
tidak lebih mahal dari pada lampu di teras.
Jawaban: C
21. Dari soal diketahui:
Di akhir pekan, keluarga Sumardi selalu pergi
berwisata.
Tidak semua tempat wisata yang dikunjungi
terletak di luar kota.
Kesimpulan:
Keluarga Sumardi di akhir pekan selalu berwisata,
di luat kota atau bukan di luar kota.
Jawaban: E
22. Dari soal diketahui:
Ikan A hidup di air tawar.
Ikan C hidup di air laut.
Kesimpulan:
Ikan A ada ri tempat hidup bukan ikan C.
Jawaban: D
23. Dari soal diketahui:
Setiap anggota A adalah anggota B.
Setiap anggota B adalah anggota C.
Kesimpulan:
Mungkin ada anggota C yang tidak merupakan
anggota A.
Jawaban: E
24. Dari soal diketahui:
Pantai yang indah menarik banyak pengunjung.
Kota A memiliki pantai yang indah dan B tidak.
Kesimpulan;
Kota A akan banyak pengunjung karena memiliki
pantai yang indah, dan kota B tidak banyak
pengunjung karena tidak mempunyai pantai yang
indah.
Jawaban: D
25. Dari soal diketahui:
Semua siswa kelas X dapat berbahasa Inggris.
Semua siswa kelas X yang yang menduduki
rangking 10 besar, juga harus dapat berbahasa
Jepang.
Kesimpulan:
Semua siswa kelas X yang tidak dapat berbahasa
jepang, tidak menduduki rangking 10 besar dan
dapat berbahasa Inggris.
Jawaban: C
26.
Jawaban: A
27.
Jawaban: _
28.

    

0,475 620 47,5 6,2
P 0,475% 6,20
100 100 100 100

    

6,2 47,5 6,2 47,5
Q 6,20% 0,475
100 100 100 100
Jadi, P = Q
Jawaban: E
29.  1    
3
100 25
A 33 % 25 25
300 3
  
 
1 26
B 26
3 3
25 26
Jelas bahwa , artinya A B
3 3
Jawaban: B
30.
4 M 7
7
32 6 9
Artinya, 4M7 x 7 = 3269
Maka berlaku 3269 : 7 = 467 = 4M7
Jadi, M = 6
Jawaban: B
26
31.
3 8 N
N
27 0 9
Perhatikan bahwa N x N bersatuan 9. Jawaban
yang mungkin adalah 3 atau 7. Jika kita coba
subtitusikan N = 7 diperoleh
387 x 7 = 2709.
Jadi, N = 7
Jawaban: D
32.   2     8 P
P 160 P 160 12,65
P 20
Jawaban: –
33. 
Q 280
17,5% Q
   
    

   
 
2 17,5
Q 280 17,5% 280
100
17,5 35
140 2 140
100 100
35 35 35
4 35
100 25
35
Q 7
5
Jawaban: E
34. Hari ini : 19 – 07 – 2009
Tanggal lahir : 27 – 10 – 1969
Asumsi: 1 bulan = 30 hari
Usia = Hari Ini – Tanggal lahir
=
(2009 – 1) + (7 + 12 – 1) + (19 + 30)
1969 + 10 + 27 ._
39 8 22
Jadi, usianya adalah 39 tahun 8 bulan 22 hari.
Jawaban: E
35. 3 jam 35 menit 51 detik
2 jam 31 menit 17 detik +
5 jam 66 menit 68 detik
= 6 jam 7 menit 8 detik
Jawaban: C
36. Masing-masing berpola segi empat.
Jawaban: D
37. Polanya ada penambahan gerigi.
Jawaban: A
38. Jika gambar digabung, maka pilihan yang
memenuhi hanya A.
Jawaban: A
39. Polanya berupa pengurangan gambar.
Jawaban: C
40. Polanya berupa penambahan gambar tanda
panah.
Jawaban: C
41. Polanya berupa pengulangan titik sudut gambar
luar.
Jawaban: C
42. Polanya penambahan gambar. Ada penambahan
garis.
Jawaban: A
43. Polanya selang-seling.
Jawaban: D
44. Pola gambar selang-seling.
Jawaban: B
45. Polanya berupa pengurangan gambar.
Jawaban: E
Untuk jawaban nomor 46 – 47.
Dari keterangan yang diperoleh dari soal, dengan
mempertimbangkan pilihan jawaban yang disediakan,
maka alur kunjungannya adalah:
J  K  N  L  M
46. Jelas. Lihat gambar di atas.
Jawaban: A
47. Jelas. Lihat gambar di atas.
Jawaban: B
48. Jelas. Lihat gambar di atas.
Jawaban: A
Untuk menjawab nomor 49 – 52.
Dari keterangan yang diperoleh dari soal dengan
mempertimbangkan pilihan jawaban yang disediakan,
maka susunan duduk dalam meja bundar adalah
sebagai berikut:
49. Terlihat bahwa Rani duduk dipisahkan 2 kursi
dengan Togi.
Jawaban: B
50. Terlihat bahwa Didi dengan Togi duduk
berhadapan.
Jawaban: C
51. Terlihat bahwa Rani duduk di antara Laura dan
Dini.
Jawaban: D
52. Terlihat bahwa tidak benar Didi duduk di antara
Gael dengan Togi. Tetapi ia berada di antara Rani
dengan Aga.
27
Untuk jawaban nomor 53 – 55.
Dari keterangan yang diperoleh dari keterangan soal,
maka pengaturan ruangan yang tepat adalah adalah:
Dedi  Tasman  Mara  Bono  Heni  Rati
1 2 3 4 5 6
53. Pak Tasman, Pak Mara dan Pak Dedi adalah
perokok, maka harus dijauhkan dari ruang Bu
Heni.
Jawaban: C
54. Pak Dedi tidak suka pekerjaannya terganggu oleh
suara-suara, sehingga harus ditempatkan sejauh
mungkin dari ruang B Rati. Dengan demikian,
ruang terjauh dari ruang Pak Bono adalah ruang
Pak Dedi.
Jawaban: E
55. Terlihat bahwa Pak Mara berada di ruang nomor
3.
Jawaban: D

PENGARUH INTERNET BAGI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA

BAB I
PENDAHULUAN

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi hal lumrah saat ini. Berbagai sektor kehidupan bahkan hampir tidak dapat dipisahkan dari TIK ini. Salah satu dari TIK yang tidak dapat dihindari adalah penggunaan internet di kalangan siswa sekolah termasuk sekolah dasar.
1.1.    Latar Belakang Penelitian
Fenomena TIK saat ini mempunyai dua efek.  Di satu sisi, pengenalan TIK sejak usia dini merupakan awal yang  baik. Dari tinjauan pembelajaran, mengenalkan konsep digital kepada anak akan menyiapkan mereka menghadapi perkembangan di masa depan yang semakin dilingkupi ketergantungan terhadap teknologi. Pengenalan TIK secara bijaksana dan akan memberikan dampak positif bagi perkembangan pendidikan anak.
Namun, di sisi lain, internet juga membawa material negatif dalam kehidupan terutama anak-anak dan remaja, seperti: cyber porn yang merupakan musuh utama bagi perkembangan mental anak. Cybercrime seperti hacking, cracking, carding, dan pencurian uang melalui dunia maya, dsb.
1.2.    Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan dan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
a.    Bagaimana dampak positif internet bagi anak – anak dan remaja?
b.    Bagaimana dampak negative internet bagi anak – anak dan remaja?
c.    Bagaimana meminimalisasi dampak negative tersebut?
1.3.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a.    Sebagai syarat mengikuti ujian mid semester dan pemenuhan tugas Karya Ilmiah Remaja
b.    Megetahui dampak positif internet bagi anak – anak dan remaja.
c.    Megetahui dampak negatif internet bagi anak – anak dan remaja.
d.    Sebagai saran kepada orang tua untuk meminimalisasi dampak negative internet bagi anak.



BAB II
LANDASAN TEORI

Adapun kajian teori yang digunakan untuk penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut.
2.1. Definisi  Internet
Internet adalah jaringan global antar komputer untuk berkomunikasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya di belahan dunia (seperti sekolah, universitas, institusi riset, museum, bank, perusahaan bisnis, perorangan, stasiun TV ataupun radio).
2.2. Tahap Pengenalan Internet Kepada Pra Remajadan Remaja
    Usia 10 sampai dengan 12   
Usia pra remaja yakni usia di antara interval 10 sampai dengan 12 tahun.  Pada masa pra-remaja ini, banyak anak yang membutuhkan lebih banyak pengalaman dan kebebasan. Inilah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi Internet untuk membantu tugas sekolah ataupun menemukan hal-hal yang berkaitan dengan hobi mereka.
Pada usia 12 tahun, anak-anak mulai mengasah kemampuan dan nalar berpikir mereka sehingga mereka akan membentuk nilai dan norma sendiri yang dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dianut oleh kelompok pertemanannya.
Usia 13 sampai dengan 14 tahun.
Inilah saat anak-anak mulai aktif menjalani kehidupan sosialnya. Bagi yang menggunakan internet, kebanyakan dari mereka akan tertarik dengan online chat.  Usia ini juga saatnya anak-anak mulai tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas.   Sangatlah alamiah apabila seorang anak mulai tertarik dan penasaran dengan lawan jenisnya. Mereka akan mencoba melakukan eksplorasi untuk memenuhi rasa ketertarikan dan penasaran mereka.
Pada masa ini anak-anak mulai tertarik dengan materi-materi seksual. Fenomena yang sering terjadi adalah materi-materi seksual yang dapat ditemukan ditemukan di Internet adalah berbeda dan kerap lebih berani ketimbang yang bisa didapatkan di media cetak. Jika seorang anak melakukan eksplorasi yang mendalam di Internet, dia bisa saja mendapatkan situs, newsgroup atau mailing-list yang mengeksplorasi fantasi seksual, yang dapat mengganggu ataupun menakutkan bagi orangtua maupun sang anak.
Usia 15 sampai dengan 17 tahun
Masa ini adalah masa yang paling menarik dan menantang dalam kehidupan seorang anak remaja dan orangtua. Seorang remaja akan mulai matang secara fisik, emosi dan intelektual. Mereka haus akan pengalaman yang terbebas dari orangtua sehingga mereka membutuhkan kebebasan sekaligus arahan pada waktu yang bersamaan. Remaja kerap melakukan hal-hal yang beresiko tinggi, bagi online maupun offline.
Bahaya yang terbesar adalah jika seorang remaja putri bertemu dengan seseorang yang hanya dikenalnya melalui Internet. Jika remaja putri tersebut tetap memaksa ingin bertemu, maka dia haruslah mengajak seorang sahabat atau teman dekatnya untuk menemaninya. Pertemuan tersebut haruslah di tempat publik yang terbuka dan banyak orang.



       


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian ini mencakup waktu dan tempat pelaksanaan, metode dan alat pengumpulan data, anggaran penelitian, dan metode analisis data yang akan diuraikan sebagai berikut.
3.1.    Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan    : 15 September 2010
Tempat pelaksanaan    : warung internet, sekolah, dan rumah.
3.2.    Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Adapaun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan studi pustaka, yakni peneliti mencari sumber informasi dan literetur melalui artikel – artikel dan berita di media masa.
3.3.    Anggaran Penelitian
Adapun anggaran penelitian yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.
Keperluan    Biaya
Pengetikan     Rp     5.000,00
Foto Copy     Rp     2.000,00
Internet     Rp     5.000,00
Transport     Rp     5.000,00
Total     Rp   17.000,00

3.4.    Metode Analisis Data
Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif eksploratif, yakni peneliti akan mendeskripsikan bagaimana pengaruh negative dan positif internet bagi perkembangan anak dan usaha meminimalisasinya.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh Negatif Internet Bagi Perkembangan Anak dan Remaja
Aneka macam materi yang berdampak negatif pun bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Bahkan, melalui internet orang juga melakukan penipuan dan pencurian.  Perkembangan teknologi internet yang semakin pesat dewasa ini telah memunculkan kekhawatiran diantara para orangtua dan guru akan ekses pada anak-anak. Kemudahan untuk mendapatkan akses atau sambungan langsung ke internet bahkan didapat semudah membeli sebungkung kembang gula. Bukan pemandangan yang asing saat ini melihat serombongan siswa berusia dibawah dua belas tahun berkumpul di sebuah warnet. Sebagian besar mereka bermain game on line hingga berjam-jam. Tidak sedikit pula yang mengakses berbagai alamat situs di internet. 
Sebuah  studi di Kanada menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat tengah berselancar di internet. Hal-hal seperti itulah yang akan sangat berbahaya bagi perkembangan anak, sekarang dan di masa yang akan datang. Meski demikian, mengajarkan internet bagi anak, di zaman sekarang merupakan hal penting. Hanya saja, demi mencegah dampak negatifnya, harus ada keterlibatan orangtua dalam mengawasai hal ini.
4.2. Dampak Positif Internet bagi Perkembangan Anak dan Remaja
Disamping dampak negative yang ditimbulkan, internet pun bisa berdampak positif bagi perkembangan anak dan remaja, yakni sebagai berikut.
1.    Surat menyurat (e-mail), fasilitas ini sudah sering kali kita dengar karena dengan fasilitas ini tidak hanya untuk saling mengirim pesan yang panjang tapi juga dapat digunakan untuk mengirim tugas dalam proses belajar,
2.    Berbincang (chatting), fasilitas ini memungkinkan seseorang untuk saling berkomunikasi satu sama lainnya, dan bisa menambah teman dari berbagai belahan dunia,
3.    Mengambil/mengirim informasi (download/upload), berbagai informasi mengenai apapun dapt diperoleh melalui internet, selain itu kita pun dapat turut andil dengan mengirimkan (upload) informasi-informasi penting yang kita ketahui,
4.    Menggunakan teknologi “teleconference” (konferensi interaktif secara on line dari jarak jauh), karena dapat menghemat waktu, tenaga pengajar, kapasitas ruang belajar serta tidak mengenal letak geografis,
5.    Mendapatkan hiburan, tidak hanya bagi orang dewasa, namun siswa sekolah dasarpun telah mengenal dan memanfaatkannya meski seringkali hanya untuk mendapatkan kesenangan,
6.    Internet juga dapat dimanfaatkan untuk memupuk semangat belajar secara mandiri pada anak, misalnya dengan memanfaatkan software yang menarik untuk menggugah minat anak belajar. Isi atau materi pelajaran yang menarik diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang penuh dengan kegembiraan. Sekaligus menghindarkan anak dari rasa tertekan saat belajar karena menganggap pelajaran sulit dan menakutkan, dan sebagainya
4.3. Upaya Minimalisasi Dampak Negatif Internet
Ada beberapa cara untuk meminimalisasi dampak negative internet bagi perkembangan anak.  Beberapa diantaranya melalui pengendalian melalui computer yang antara lain adalah sebagai berikut.
•    Hapus history halaman – halaman internet yang telah dikunjungi , dengan langkah-langkah seperti di bawah ini:
1.    Klik Tools
2.    Pilih dan klik Internet Options
3.    Klik tombol Clear History pada jendela Internet Options.
•    Mengarahkan para anak dan remaja untuk mengunjungi situs – situs yang positif yang bisa meningkatkan kompetensi belajar dan daya kreatifitas seperti:
1.    Internet Kids Discussions dengan alamat situsnya www.KIDLINK.org
KIDLINK merupakan situs internasional untuk membentuk dialog di antara anak-anak muda yang berusia sekitar 10 sampai dengan 15 tahun. Situs ini menyediakan tujuh bahasa yang berbeda , sepert bahasa Inggris,
Spanyol dan Jepang. Pengunjung-pengunjung situs ini dapat mengirim
e-mail kepada anak-anak di seluruh dunia atau bekerja sama pada
projek-projek tertentu.
2.    Thinkquest (www.thinkquest.org) Situs Thinkquest merupakan situs
kompetisi internet terbesar di dunia bagi siswa berumur 12 s.d. 19
tahun.
3.    Kids Web (www.npac.syr.edu/textbook/kidsweb) Kids web merupakkan situs perpustakaan digital bagi siswa Situs ini berisi link-link berdasarkan
subjek ke situs- situs yang menarik.
•    Dengan memasang software filter seperti antivirus yang bisa memfasilitasi filter dan blockir situs – situs porno.  Biasanya antivirus ini merupakan antivirus yang didesain  khusus untu keamanan browsing bagi pengguna di dunia maya.  Adapun software antivirus tersebut seperti: Kaspersky Internet Security yang dilengkapi fitur Parental Control yang mampu membatasi pengguna untuk mengakses situs porno, AVG Internet Security, NOD, Panda Internet Security, dan lain sebagainya.  Adapun software selain anti virus  pun juga dapat  digunakan dan dapat didapatkan melalui situs – situs tertentu.  Software – software tersebut antara lain sebagai berikut.
•    Net Nanny (www.commission-junction.com)
•    Surf Watch (www.surfcontrol.com)
•    Cyber Patrol (www.cyberpatrol.com)
•    CyberSitter (www.solidoak.com)
•    Safe Surf (www.safesurf.com)
•    Parental Control System (www.jejakkaki.com)
•    Parental Control (www.familysafemedia.com/parental_control.html)



BAB V
Kesimpulan

Perkembangan internet yang sangat cepat berdampak positif dan negative bagi perkembangan anak dan remaja.  Adapun dampak – dampak negative tersebut dapat diminalisasi dengan aktivitas pengendalian melalui computer seperti penghapusan history situs – situs yang dikunjungi, pemasangan filter terhadap situs – situs yang negative dengan cara memasang antivirus dan software – software pemfilter lainnya.

Referensi
•     www.commission-junction.com
•    www.cyberpatrol.com
•    www.epicentrum.com
•    www.familysafemedia.com/parental_control.html
•     www.ilmukomputer.com
•    www.jejakkaki.com
•    www.jstor.com
•    www.kaspersky.com
•    www.lipi.go.id
•    www.safesurf.com
•    www.solidoak.com
•    www.surfcontrol.com
•    www.wikimapia.com 

Penerimaan Sosial Remaja

Setiap remaja dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting dan krusial manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. Ketrampilan-ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek psikososial. Salah satu aspek dari ketrampilan sosial adalah penerimaan sosial. Menurut Hurlock (dalamYusuf, 2002) penerimaan sosial adalah individu dinilai positif oleh orang lain, mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan kata lain seseorang dapat diterima secara positif oleh lingkungan sekitarnya dan mau berperan serta dalam kegiatan-kegiatan sosial dalam masyarakat.

Sementara itu pengertian penerimaan sosial menurut Berk (dalam Habibah, 2000) adalah kemampuan seseorang, sehingga ia dihormati oleh anggota kelompok yang lainnya sebagai partner sosial yang berguna. Kemampuan ini meliputi kemauan untuk menerima orang lain sekurang-kurangnya sabar menghadapi, bersikap tenang, ramah tamah dan sebagainya. Penerimaan sosial dapat memudahkan dalam pembentukan tingkah laku sosial yang diinginkan, reinforcement atau modeling dan pelatihan secara langsung dapat meningkatkan keterampilan sosial.

Penerimaan sosial juga berarti dipilih sebagai teman untuk suatu aktifitas dalam kelompok dimana seseorang menjadi anggota. Ini merupakan indeks keberhasilan yang digunakan seseorang untuk berperan dalam kelompok sosial dan menunjukkan derajat rasa suka anggota kelompok yang lain untuk bekerja sama atau bermain dengannya (Hurlock, 1997). Individu yang diterima secara sosial biasanya lebih mampu menerima dirinya sendiri, hal ini karena terdapat korelasi yang cukup tinggi antara social acceptence dan self acceptence sehingga dapat dikatakan bahwa individu yang mempunyai tingkat penerimaan sosial yang tinggi akan memiliki konsep diri yang positif (Centi dalam Habibah, 2000).

Sumber;
Yusuf, Syamsu, 2002. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung:Rosda Karya.
Habibah, A., 2000, Study Tentang Penerimaan Sosial Remaja Eks Pengguna Narkoba.Skripsi Sarjana Strata I (Tidak Diterbitkan. Surabaya : Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Hurlock, E, B. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Pentingnya Kontrol Diri


Perubahan-perubahan sosial yang cepat (rapid sosial change) sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi telah mempengaruhi perilaku, nilai-nilai moral, etika, dan gaya hidup (value sistem and way of life).

Keberadaan hawa nafsu disamping memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, juga dapat melahirkan madlarat (ketidaknyamanan, atau kekacauan dalam kehidupan, baik personal maupun sosial). Kondisi ini terjadi apabila hawa nafsu tidak dikendalikan atau dikontrol, karena memang sifat yang melekat pada hawa nafsu adalah mendorong (memprovokasi) manusia kepada keburukan atau kejahatan (dalam Psikologi Belajar Agama, 2003).

Menurut Fachrurozi (dalam Jawa Pos, 2004) kegilaan masyarakat saat ini adalah personifikasi atas kegilaan yang dialami sebagai implikasi dari modernitas, bahwa modernitas, disamping melahirkan kemajuan dalam berbagai aspek (teknologi informasi, ekonomi, politik, sosial, dan budaya), ternyata juga melahirkan kegilaan atau gangguan kejiwaan. Diharapkan setiap individu mampu mengontrol diri terhadap setiap perubahan yang terjadi.

Tindakan-tindakan tidak terkontrol sering dikaitkan dengan remaja, karena seringkali bentuk perkelahian dilakukan oleh para remaja, sehingga perkelahian antar remaja sudah menjadi fenomena yang biasa di masyarakat luas terutama di kota-kota besar, perkelahian ini biasanya dipicu oleh masalah-masalah yang sepele, seperti bersenggolan di jalan, atau saling pandang yang ditafsirkan sebagai bentuk menantang, dan biasanya berakhir dengan perkelahian, perkelahian antar remaja pada awalnya hanya melibatkan dua individu kemudian berkembang menjadi perkelahian antar kelompok.

Menurut Lewin (dalam Winarno, 2003) kondisi tersebut dikarenakan dalam kelompok terdapat sifat interdependen antar anggota dan kondisi seperti itu berpeluang menjadi konflik SARA, dikarenakan Indonesia terdiri berbagai macam suku, agama, ras, yang berbeda-beda, sehingga individu akan merasa cemas, tidak aman, dan mudah tersulut emosi bila kontrol diri individu kurang. Oleh karena itu, kontrol diri diperlukan untuk mengontrol emosi yamg berasal dari dalam dan luar individu sebagai bentuk sosialisasi yang wajar.

Menurut Drever, kontrol diri adalah kontrol atau pengendalian yang dijalankan oleh individu terhadap perasaan-perasaan, gerakan-gerakan hati, tindakan-tindakan sendiri, sedangkan Goleman (dalam Sarah, 1998) mengartikan bahwa kontrol diri sebagai kemampuan untuk menyesuaikan dan mengendalikan dengan pola sesuai dengan usia. Bander (dalam Sarah, 1998) menyatakan bahwa kontrol diri merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan tindakan yang ditandai dengan kemampuan dalam merencanakan hidup, maupun frustasi-frustasi dan mampu menahan ledakan emosi. Masa-masa remaja ditandai dengan emosi yang mudah meletup atau cenderung untuk tidak dapat mengkontrol dirinya sendiri, akan tetapi tidak semua remaja mudah tersulut emosinya atau tidak mampu untuk mengkontrol dirinya, pada remaja tertentu juga sudah matang dalam artian mampu mengkontrol setiap tindakan yang dilakukannya.

Penyesuaian Diri pada Remaja


Akhirnya jadi juga pergi ke warnet untuk ngupdate blog, seperti tulisan sebelumnya kesulitan mengakses blog gara-gara lemot nya indosat gprs, tapi mau tidak mau aktivitas nge-blog di duniapsikologi harus tetap jalan. Nah pada kesempatan kali ini dunia psikologi menuliskan artikel psikologi yang berkaitan dengan remaja, dengan judul Penyesuaian diri pada remaja. Nah begini ceritanya :)

teenfashiondm_468x384

Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang lain, dibutuhkan adanya keselarasan diantara manusia itu sendiri. Agar hubungan interaksi berjalan baik diharapkan manusia mampu untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya, sehingga dapat menjadi bagian dari lingkungan tanpa menimbulkan masalah pada dirinya. Dengan kata lain berhasil atau tidaknya manusia dalam menyelaraskan diri dengan lingkungannya sangat tergantung dari kemampuan penyesuaian dirinya.

Penyesuaian dapat didefinisikan sebagai interaksi yang kontinyu antara diri individu sendiri, dengan orang lain dan dengan dunia luar. Ketiga faktor ini secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik (Calhoun dan Acocella,1976). Dari diri sendiri yaitu jumlah keseluruhan dari apa yang telah ada pada diri individu, tubuh, perilaku dan pemikiran serta perasaan. Orang lain yaitu orang-orang disekitar individu yang mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan individu. Dunia luar yaitu penglihatan dan penciuman serta suara yang mengelilingi individu.

Proses penyesuaian diri pada manusia tidaklah mudah. Hal ini karena didalam kehidupannya manusia terus dihadapkan pada pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Periode penyesuaian diri ini merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup manusia. Manusia diharapkan mampu memainkan peran-peran sosial baru, mengembangkan sikap-sikap sosial baru dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru yang dihadapi (Hurlock,1980).

Disebutkan juga oleh Hurlock (1980) bahwa seperti halnya proses penyesuaian diri yang sulit yang dihadapi manusia secara umum, para remaja juga mengalami proses penyesuaian diri dimana proses penyesuaian diri pada remaja ini merupakan suatu peralihan dari satu tahap perkembangan ketahap berikutnya. Dalam periode peralihan ini terdapat keraguan akan peran yang akan dilakukan, namun pada periode ini juga memberikan waktu kepada remaja untuk mencoba gaya baru yang berbeda, menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. Dengan kata lain hal ini merupakan proses pencarian identitas diri yang dilakukan oleh para remaja.

Untuk menjadikan remaja mampu berperan serta dan melaksanakan tugasnya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat tidaklah mudah, karena masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini dalam diri remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada fisik, psikis, maupun sosial. Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam berhubungan yang belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus banyak penyesuaian baru.

Agar penyesuaian diri yang dilakukan terhadap lingkungan sosial berhasil (well adjusted), maka remaja harus menyelaraskan antara tuntutan yang berasal dari dalam dirinya dengan tuntutan-tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya, sehingga remaja mendapatkan kepuasan dan memiliki kepribadian yang sehat. Misalnya sebagian besar remaja mengetahui bahwa para remaja tersebut memakai model pakaian yang sama denga pakaian anggota kelompok yang populer, maka kesempatan untuk diterima oleh kelompok menjadi lebih besar. Untuk itu remaja harus mengetahui lebih banyak informasi yang tepat tentang diri dan lingkungannya.

Minggu, 26 Februari 2012

Perkembangan Psikologis Remaja

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan topan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan kemudian melawan dan memberontak. Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik peran yang senang dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini ditekankan pada keadaan emosi remaja.

Keadaan emosi pada masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan hormon. Suatu saat remaja dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri sendiri daripada pikiran yang realistis. Kestabilan emosi remaja dikarenakan tuntutan orang tua dan masyarakat yang akhirnya mendorong remaja untuk menyesuaikan diri dengan situasi dirinnya yang baru. Hal tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Hurlock (1990), yang mengatakan bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosial remaja. Bertambahnya ketegangan emosional yang disebabkan remaja harus membuat penyesuaian terhadap harapan masyarakat yang berlainan dengan dirinya.

Menurut Mappiare (dalam Hurlock, 1990) remaja mulai bersikap kritis dan tidak mau begitu saja menerima pendapat dan perintah orang lain, remaja menanyakan alasan mengapa sesuatu perintah dianjurkan atau dilarag, remaja tidak mudah diyakinkan tanpa jalan pemikiran yang logis. Dengan perkembangan psikologis pada remaja, terjadi kekuatan mental, peningkatan kemampuan daya fikir, kemampuan mengingat dan memahami, serta terjadi peningkatan keberanian dalam mengemukakan pendapat.

    Kunjungi terus blog dunia psikologi, blog kumpulan artikel psikologi :)

Tulisan ini dipublikasikan di Psikologi Remaja dan tag artikel psikologi, ciri-ciri remaja, emosi, masa remaja, perkembangan psikologis remaja, remaja. Tandai permalink.